Papua sebagai pulau ujung timur Indonesia menyimpan keragaman potensi alam termasuk flora dan fauna endemik yang langka dan sangat digemari wisatawan manca negara. Salah satu destinasi wisata yang mulai berkembang saat ini adalah ISYO Hills di Distrik Nimbokrang, Kab. Jayapura.
Dari bandar udara Sentani menempuh perjalanan selama 90 menit melalui Danau Sentani yang indah dan suguhan beberapa pemandangan pegunungan. ISYO Hills merupakan objek wisata berbasis alam yang dimiliki oleh warga lokal bernama Alex Waisimon, berpengalaman bekerja di Bali selama hampir 30 tahun di bidang perhotelan, restoran hingga guiding. Tahun 2015 ia memulai membangun desanya yang masih sangat terbelakang saat itu. Tertutup dengan kemajuan perkembangan jaman dan berfokus pada aktifitas berladang. Alex memulai dengan membersihkan dan menata pekarangan rumah di lahan milik keluarga. Setiap pagi hari Alex masuk ke hutan yang ada di belakang rumahnya untuk membersihkan dan menata akses jalan masuk hutan sambil mengamati keberadaan burung-burung langka endemik Papua seperti Cendrawasih, Mambruk, Kaswari dan lainnya.
Alex Waisimon (kiri)
Dengan jejaring yang dimilikinya selama bekerja di dunia pariwisata ia menghubungi kenalannya dan tamu-tamu asing yang bisa ditanganinya. Beberapa mulai tertarik untuk berkunjung, singkat cerita hingga kini ISYO Hills sangat sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara khususnya dari Eropa dan Amerika. Terdapat fasilitas akomodasi kamar tamu di bangunan kayu dengan kamar mandi pribadi dan juga memiliki balkoni di setiap kamarnya. Sebagai 'rumah hutan', selain terbuat dari bahan kayu pada keseluruhan bangunannya, ketinggian lantai kamar sekitar 140cm dari permukaan tanah.
Tujuannya adalah untuk menghindari binatang liar di hutan yang masuk dengan mudah ke dalam kamar tamu. Jalan untuk melintas menuju setiap kamar merupakan arsitektur yang indah dan menawan, cukup instagramable sebagai photospot seiring trend media sosial dan digital saat ini. Dining area disedikan berbentuk bangunan adat kuno suku Nmblong, nama suku yang mendiami lembah Grime tersebut. Staff incharge selalu ada untuk melayani kebutuhan tamu selama menginap termasuk layanan makanan dan minuman.
Keunggulan yang ditawarkan ISYO Hills adalah aktifitas jelajah hutan sambil mengamati keberadaan burung-burung langka. Birdwatching ini dimulai pukul 04:00 WIT dengan melakukan perjalanan menyusuri hutan ditemani oleh pemandu yang berpengalaman. Salah satu pemandu bernama Daud sangat ramah dan perhatian pada wisatawan yang dipandunya masuk ke dalam hutan. Terdapat beberapa stop area selama perjalanan tersebut untuk mengamati burung cendrawasih, mambruk dan kaswari yang memiliki lokasi bertengger berbeda-beda. Total perjalanan tersebut selama kurang lebih 4 jam hingga kembali lagi ke penginapan. Selain itu ISYO juga menyediakan Sekolah Alam sebagai tempat berinteraksinya wisatawan dengan anak-anak lokal setempat dan mempelajari budaya dan tradisi. Rumah Kebun menjadi area untuk cooking class dan diskusi seputar alam dan kerajinan khas suku Nmblong yakni Noken. Noken adalah tas tradisional terbut dari kulit kayu dan dianyam sesuai motif khas suku di sana.
Hutan lebat dengan pohon-pohon besar berusia sangat tua, habitat satwa langka yang dilindungi, kehidupan masyarakat tradisional dan suku Nmblong, kerajinan khas lokal merupakan eksotisme Papua yang dapat menjadi 'kemewahan baru' dalam berwisata bagi kalangan high-end clientele visitors. Melihat perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara semakin banyak jumlahnya dan beragam asal negaranya sangat optimis kedepannya bahwa industri pariwisata di Papua akan semakin menggeliat.
Salam INSPIRASI,
Ketut SWABAWA