Menparekraf Sandiaga Uno berkunjung di Desa Wisata Undisan, Bali. (Sumber Photo : Kemenparekraf)
Kekayaan sumber daya alam dan aneka ragam budaya yang dimiliki negeri ini merupakan anugerah luar biasa bagi seluruh bangsa Indonesia. Pengembangan desa wisata yang telah berlangsung sejak era 1980an semakin dikencangkan khususnya sejak awal masa pandemi tahun 2020 dengan memasukkannya dalam RPJMN RI 2019-2024 yakni membangun 244 desa wisata di beberapa wilayah provinsi di Indonesia.
Yang awalnya dikembangkan karena adanya peminat yang banyak berkunjung, belakangan pengembangan desa wisata menjadi program yang lebih terencana, terstruktur, terkelola dengan lebih baik dan semakin terintegrasi dalam memperhatikan aspek keberlanjutan, yakni baik secara kelembagaan, sosial-budaya, lingkungan dan ekonomi.
Berikut ini beberapa desa wisata di Indonesia yang pernah menjadi nominator sekaligus pemenang di ajang UNWTO Best Tourism Village :
Desa Wisata Tetebatu (NTB) yang disebut sebagai "Ubud"nya Lombok
Photo : https://wonderfulimages.kemenparekraf.go.id
Desa Wisata Penglipuran (Bali) saat dikunjungi Sekjen UNWTO
Photo : https://wonderfulimages.kemenparekraf.go.id
Desa Wisata Nglanggeran (DIY) yang memiliki keunikan situs gunung api purba
Photo : https://wonderfulimages.kemenparekraf.go.id
Desa Wisata Taro (Bali), desa adat tertua di Bali didirikan pada masa abad ke-4
Photo : https://desataro.com
Bagi wisatawan mancanegara, berwisata di desa wisata adalah hal yang sangat menyenangkan dan mengesankan. Hal ini dikarenakan wisatawan dapat mencapai tujuan utamanya dalam berwisata ; mengenal dan menikmati hal baru yang unik dan otentik di suatu destinasi. Desa Wisata dikembangkan sesuai potensi yang dimiliki dan dijadikan keunggulan dalam persaingan (competitive advantages). Yakni sesuai keunggulan keindahan alam, keunikan seni - budaya - tradisi, keluhuran sejarah dan peninggalannya, dan sebagainya. Dikemas menjadi daya tarik wisata (attraction) berupa paket dan produk wisata seperti belajar kegiatan lokal (trekking, cycling, cooking class, rafting, dance lessons, sigth seeing dan sebagainya), dilengkapi dengan fasilitas dan sarana pendukung (amenities) berupa tempat penginapan (homestay), kedai makan dan minum, cinderamata dan kerajinan khas lokal serta lainnya. Dari unsur akses (accessibilities) meliputi bentuk pisik penataan jalan dan petunjuk arah / nama lokasi yang semakin jelas, sedangkan non pisik atau secara online berupa informasi tentang desa wisata tersebut secara elektronik yang mudah diakses hingga pola kemitraan dengan stakeholders terkait untuk pelatihan, pemasaran hingga pendampingan.
Berwisata di Desa Wisata mengajak wisatawan untuk terdorong ikut bertanggung jawab dalam upaya pelestarian sumber daya lokal (alam, budaya dan kearifan lokal lainnya) selain tentunya berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan. Hal tersebut sangat worthed dengan apa yang dibayarkannya, yaitu mendapatkan pengalaman yang sangat mengesankan dan tidak mudah menemukan atau menikmati hal yang sama di tempat lainnya. Untuk itu pelaku dan pengelola Desa Wisata wajib melakukan perencanaan sejak awal yang matang di masa identifikasi potensi dan tindak lanjut penggarapannya. Setiap produk / paket wisata yang ditawarkan harus memiliki nilai tambah yang menjadi kesan menyenangkan bagi wisatawan.
Saat ini terdata ada 4.790 desa wisata di Jaringan Desa Wisata (JADESTA) Kemenparekraf, terdiri dari 3.539 desa wisata rintisan, 937 desa wisata berkembang, 291 desa wisata maju dan 23 desa wisata mandiri yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia (sumber : https://jadesta.kemenparekraf.go.id/peta diakses pada 16/12/2023 pukul 23:50 WITA).
Aktifitas wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan di desa wisata meliputi edukasi tentang sejarah, budaya, kuliner, arsitektur dan nilai kearifan lokal lainnya. Aspek petualangan meliputi susur kampung (village trekking), susur sawah (ricefield trekking), susur sungai dan lembah (river and valley trekking), susur hutan (jungle trekking), mendaki gunung (mountain hiking) dan sebagainya. Banyak lagi aktifitas lainnya di bidang budaya (tarian, makanan, kerajinan, tradisi adat, dan sebagainya) dan juga menikmati keindahan alamnya.
Yukk selalu #banggaberwisatadiindonesia dan berwisata #diindonesiaaja
Salam INSPIRASI,
KETUT SWABAWA