Manfaat Pengembangan Kepariwisataan untuk Berbagai Aspek
Catatan Perjalanan di Sungai Utik, Kapuas Hulu
Industri pariwisata merupakan jenis industri yang bergerak secara global dan multi dimensi. Dalam pengembangannya, pariwisata mampu menjadi sektor unggulan di beberapa negara. Saat ini bahkan pariwisata bukan hanya sebagai leading sector, namun sudah menjadi central hub of industrial sectors. Jadi di beberapa negara seperti Indonesia yang memiliki potensi pariwisata sangat luar biasa, industri ini kini menjadi sebuah multi-trans sektor industri. Pariwisata mampu menarik industri lainnya masuk ke dalam kepariwisataan dan berkolaborasi serta bertumbuh secara inklusif.
Konsep kepariwisataan yang semakin berkembang menjadikan semakin banyak daerah dan negara yang mengembangkan industri ini. Dulu hanya dikenal wisata alam dan wisata budaya, kini dengan kemajuan jaman dan teknologi berkembang seperti MICE tourism, medical tourism, heritage tourism, gastronomic tourism, sport tourism dan sebagainya. Pengalaman menarik didapatkan saat bertugas di Sungai Utik, Batu Lintang di dekat perbatasan negara dengan Sarawak Malaysia yang menjadi bagian wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Dimana daerah-daerah seperti Kapuas Hulu ini sebaiknya serius menggarap pariwisata sebagai industri. Dengan potensi alam dan budaya yang otentik ini dapat menjadi terobosan inovatif di era society 5.0 yang berbasis human centric demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Tampak sangat sayang sekali destinasi pariwisata di sana masih sangat minim. Pertimbangannya adalah dengan adanya daya tarik wisata di Sungai Utik dengan masyarakat adat Suku Dayak Iban, penghargaan dan prestasi yang telah diraih desa tersebut menjadi magnet wisatawan mancanegara untuk berkunjung. Hanya saja perjalanan ke sana cukup jauh dan multi-connecting flight bahkan.
Jadi sayang sekali jika wisatawan jauh-jauh ke sana untuk ke Sungai Utik namun destinasi wisata lainnya sangat minim. Jika Pemkab menggarap serius sektor ini, nantinya bisa menambah length of stay wisatawan, sehingga sektor ekraf dan UMKM akan menjadi rantai pasok simultan seiring pergerakan sektor perdagangan, finansial, pertanian dan sebagainya. Pariwisata ini sangat dahsyat menciptakan manfaat di berbagai aspek.
Manfaat di berbagai aspek dimaksud mengacu pada prinsip pembangunan berkelanjutan yang di sektor pariwisata dipetakan menjadi 4 aspek. Permenparekraf Nomor 09 tahun 2021 tentang pengelolaan destinasi wisata berkelanjutan meliputi ;
1. Keberlanjutan pengelolaan ; bahwa kelembagaan dan pengaturan yang baik dapat menciptakan harmonisasi dan eksistensi program-program demi kebermanfaatan lainnya.
2. Keberlanjutan sosial budaya ; potensi pariwisata semakin dihormati, dijaga dan dirawat sehingga hubungan antar masyarakat secara sosial dan budaya semakin kuat dan tidak terdegradasi oleh kemajuan teknologi, jaman dan perubahan perilaku manusia global.
3. Keberlanjutan lingkungan; pengembangan destinasi sekaligus peningkatan upaya menyelamatkan alam dan lingkungan, termasuk penanganan sampah dan limbah, mitigasi kebencanaan, manajemen resiko, pemanfaatan sumber daya alam yang bijak dan sebagainya.
4. Keberlanjutan ekonomi; pariwisata mampu menciptakan pergerakan ekonomi, lapangan kerja, peningkatan asli daerah, kesejahteraan masyarakat.
Dalam kegiatan pendampingan ADWI 2024 di Sungai Utik dapat dilihat bagaimana masyarakat lokal dalam hal ini Suku Dayak Iban dapat menikmati hasil perjuangan para tokoh dan orang tua terdahulunya hingga dikenal mendunia saat ini. Ini momentum bagus dan sangat tepat bagi Pemkab Kapuas Hulu melalui Disporapar untuk program pengembangan kepariwisataan ke depannya.
Sama halnya Bali yang menggandeng destinasi sekitar seperti Lombok hingga Labuan Bajo dan juga Banyuwangi hingga Yogyakarta dalam promosi pariwisata, maka Sungai Utik dapat menjadi magnet untuk menggandeng destinasi di tempat lainnya di Kapuas Hulu bahkan Kalimantan Barat untuk semakin dikenal dan akan dikunjungi juga ke depannya oleh wisatawan.
Salam INSPIRASI,
Ketut SWABAWA