Dinamika perkembangan jaman yang semakin dipengaruhi oleh kemajuan teknologi menciptakan tren pengembangan dan peningkatan kapasitas seorang pemimpin tidak cukup hanya paham atau menguasai konsep kepemimpinannya saja. Namun juga harus menguasai berbagai teknik atau soft-skill tools yang relevan, disesuaikan dengan posisi, situasi dan tantangan yang dihadapi perusahaan.
Setiap orang memiliki potensi kepemimpinan dalam dirinya secara konten (Born), namun untuk menghadapi konteks dan tantangan yang semakin meningkat perlu pengembangan (Made), itu artinya bahwa kebutuhan dan kemauan belajar harus datang dari dalam diri seseorang (horizontal) dan setiap pemimpin maupun level diatasnya lagi harus accountable terhadap program kepemimpinan (vertikal).
Fenomena tersebut menggambarkan bahwa tantangan karir seorang pemimpin tidak bisa dilepaskan dari aspek internal (pengembangan diri melalui bakat, minat, potensi) dan aspek eksternal (pengembangan diri yang dipengaruhi oleh lingkungan, komunitas, tuntutan pekerjaan, tantangan karir, kemajuan teknologi). Perkembangan teknologi bergerak secara eksponensial, sementara kemampuan beradaptasi manusia masih bergerak secara linier. Inilah tantangan secara global yang kurang disadari, sehingga pengembangan kemampuan dalam hal kepemimpinan masih sangat perlu dalam rangka untuk keseimbangan soft skill dan technical skill seorang pemimpin. Tambahannya adalah di era transformasi revolusi industri 4.0 menuju society 5.0 ini seorang pemimpin harus benar-benar terbuka wawasannya dan mendalami betul teknologi informasi dan sistem digital.
Sehingga konsep leadership yang telah dipelajari sejak dahulu yang meliputi Complex problem solving, Critical thinking dan Creativity (Balance Right & Left Brain function) tersebut perlu di-breakdown secara holistic ke dalam langkah-langkah secara detail dan strategis. Tujuannya adalah agar program kerja yang diluncurkan dan fungsi pengawasan yang dijalankan dapat terjamin kualitasnya (quality assurance) secara berkesinambungan tanpa kesalahan yang berulang-ulang. Hal seperti ini semakin menguatkan hasil riset dari Harvard University dan Stanford Research Center yang menyimpulkan bahwa 15 % kesuksesan dalam pekerjaan datang dari technical skills dan pengetahuan atau ilmu yang didapat dari latar belakang pendidikannya, sedangkan 85% berasal dari soft skills yang di-develop dengan baik ditambah dengan kemampuan human relation skills-nya.
85% kesuksesan karir dihasilkan dari soft skills
(sumber : Harvard University)
Melihat tren digital yang semakin meningkat saat ini maka kita dapat melihat ada 5 alasan mengapa soft skill semakin penting, yaitu :
Technical Skills tanpa Soft Skills menjadi kurang bermanfaat.
Sama halnya dengan Product Knowledge yang hebat menjadi tidak berarti tanpa communication skill yang matang untuk memasarkan produk tersebut.
2. Soft skill lebih susah didapatkan dan dipelajari.
Karena technical skills berhadapan langsung dengan produk / bahan / benda sehingga lebih mudah dipelajari dan cepat terlihat hasilnya. Sementara soft skills bersifat kreatifitas dan dinamis, berkembang terus dan harus selalu mendapatkan perlakuan adaptasi sesuai trend and demand.
3. Kolaborasi dan sistem jaringan.
Dua hal ini sangat diperlukan dalam menjalankan bisnis di era digitalisasi, sehingga pemanfaatan hubungan antar manusia, testimoni para pelanggan dan reputasi perusahaan perlu dikelola dan dikomunikasikan dengan baik.
4. Customer membutuhkan human touch.
Sebagaimana dijelaskan bahwa robotic sytem akan semakin popular saat kini dan kedepannya, namun esensi pelayanan adalah terletak pada sentuhan personalized service yang dapat menciptakan kepuasan dan kenyamanan pelanggan.
5. Era digital semakin membutuhkan soft skill.
Seiring konektifitas semakin mudah antar manusia-mesin-data maka soft skill semakin dibutuhkan untuk lebih menguatkan kinerja sistem yaitu kemampuan manusia untuk mengadaptasikan dirinya pada perangkat lunak. Agar tidak terjadi kegagalan manusia dalam mengoperasikan perangkat lunak yang semestinya terjadi dalam industri.
Demikian sedikit ulasan tentang pentingnya soft skills bagi seorang pemimpin yang harus dapat menciptakan kondisi selalu nyaman, berkualitas dan berkelanjutan.
Sehingga kinerja perusahaan dapat terpola sesuai formula yang telah dirancang di awal. Artinya, di era transformasi saat ini seorang pemimpin tidak bisa lagi hanya mengandalkan posisi jabatannya sebagai bentuk kepemimpinannya atau merancang standar dan prosedur kerja saja, namun bagaimana membuat sistem itu bekerja secara simultan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam hal ini adalah untuk mencapai kelancaran operasional, kepuasan pelanggan, kesehatan keuangan dan nilai pertumbuhan investasi serta kelanjutan usaha.
Semoga bermanfaat.
Salam INSPIRASI,
KETUT SWABAWA