Sumber Photo : FREEPIK
Oleh : Ketut Swabawa
Wisata Kuliner termasuk jenis aktifitas yang selalu dilakukan oleh wisatawan dalam setiap perjalanan. Selain kebutuhan primer dalam kehidupan, kegiatan 'makan dan minum' selama berwisata juga menjadi harapan wisatawan untuk mengenal, mengetahui, menikmati dan mendapatkan pengalaman terhadap hal baru bahkan unik saat menikmati hidangan.
Salah satu konsep terkini untuk bisnis makanan dan minuman adalah gastronomy. Di tahun-tahun sebelumnya kita pernah mengenal dan menerapkan konsep fushion, gourmet, healthy, molecular, chef table atau lainnya. Menurut UNWTO dalam Second Global Report on Gastronomy Tourism, 2012 :
Gastronomy Tourism is a type of tourism activity that is characterized by the visitor’s experience linked with food and related products and activities while traveling. Along with authentic, traditional, and/or innovative culinary experiences, Gastronomy Tourism may also involve other related activities such as visiting the local producers, participating in food festivals, attending cooking classes, etc.
Dapat kita jabarkan bahwa Wisata Gastronomi merupakan jenis kegiatan pariwisata yang dicirikan oleh aktivitas pengunjung mencari pengalaman terkait dengan makanan dan produk saat bepergian. Selain pengalaman kuliner yang otentik, tradisional, dan/atau inovatif, Wisata Gastronomi juga dapat melibatkan kegiatan terkait lainnya seperti yang mencakup kunjungan ke produsen makanan primer dan sekunder, festival gastronomi, pameran makanan, event, pasar tradisional, pertunjukan dan demonstrasi memasak, mencicipi produk makanan berkualitas atau kegiatan wisata apa pun yang terkait dengan makanan.
Ilustrasi gambar : koleksi pribadi
Selain itu, tujuan perjalanan wisata ini bersifat experiential (mencari pengalaman), terkait dengan gaya hidup tertentu yang meliputi eksperimentasi, belajar dari budaya yang berbeda, ingin memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang kualitas atau atribut yang terkait dengan produk pariwisata, serta kuliner khas yang dihasilkan di daerah itu melalui konsumsinya.
Gastronomi kadang-kadang disebut juga sebagai Seni Makanan. Bisa juga merujuk pada gaya memasak dari daerah tertentu. Dengan kata lain, gastronomi sering mengacu pada makanan dan masakan lokal. Termasuk di dalamnya mengenal sumber bahan makanan (jenis, kandungan nutrisi, proses tanam dan tumbuh), metode memasak (persiapan, pengolahan), plating (komposisi, condiment, garnish) hingga penyajiannya. Dapat dikatakan juga bahwa gastronomi bukan hanya berfokus pada objek makanannya saja, namun juga meliputi budaya, sejarah, tradisi dan kepedulian komunitas dari berbagai kalangan yang berbeda. Aspek keberlanjutan makanan khas daerah menjadi salah satu misi dalam gastronomi. Untuk itu perlu pelibatan konsep 'story telling' dalam mengenalkan, mempromosikan dan menyajikan konsep gastronomi ini.
Sebagai contoh yang kita ketahui bahwa Ubud (Gianyar, Bali) telah ditetapkan oleh UNWTO sebagai destinasi gastronomi dunia. Ini membuktikan bahwa gastronomi merupakan trend dunia / global. Bagi destinasi, hal ini bisa menambah 'predikat' spesifik sebagai daerah tujuan wisata sehingga jumlah pengunjung akan semakin banyak dan bervariasi. Sedangkan bagi usaha pariwisata dapat memperkaya ragam produk dan layanannya menyesuaikan trend tersebut sehingga ada akses meraih peluang dalam peningkatan bisnisnya.
Destinasi yang mengusung tema gastronomi otomatis akan memperkuat implementasi konsep pariwisata berkelanjutan. Secara konsep / tematik, organizing dan regulasi berupa panduan menjadi tiga aspek acuan dasar dampak keberlanjutan di bidang kelembagaan. Sementara unsur tradisi dan sejarah terkait makanan yang dipromosikan memberikan dampak keberlanjutan pada sosial budaya lokal setempat.
Menparekraf menerima Buku Panduan Pengembangan Gastronomi Destinasi Ubud dari perwakilan UNWTO (Desember 2023)
Sumber photo : https://wonderfulimages.kemenparekraf.go.id
Dampak keberlanjutan lingkungan dapat diwujudkan dalam upaya pelestarian dan peningkatan kualitas pertumbuhan tanaman dan sumber pangan lainnya. Dan terakhir dampak keberlanjutan ekonomi dapat dirasakan dari peningkatan pendapatan usaha pariwisata dan industri yang berkaitan tentunya (transportasi, perbankan, pertanian dan lainnya), penciptaan lapangan kerja dan kebutuhan tenaga kerja sesuai ekspertis terkait gastronomi.
Salam INSPIRASI,
KETUT SWABAWA