Peserta Diskusi Pemetaan Kebutuhan Pelatihan SDM Desa Wisata di Desa Wisata Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT
Pemetaan Kebutuhan Pelatihan untuk SDM di Desa Wisata
Desa wisata merupakan sebuah upaya untuk menciptakan berbagai manfaat dari potensi sumber daya yang dimiliki suatu desa. Manfaat tersebut seperti misalnya untuk pelestarian tradisi - adat - seni - budaya - alam (keberlanjutan), lapangan kerja - kewirausahaan - penghasilan masyarakat (ekonomi), harmonisasi tata kehidupan masyarakat (sosial), serta lainnya.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pelatihan merupakan program yang sangat prinsip dan harus menjadi perhatian serius dalam pengembangan desa wisata. Setiap desa tentunya memiliki sumber daya dan kondisi yang berbeda-beda, hal ini menjadi pertimbangan bahwa dalam mengembangkan desa wisata membutuhkan analisa awal dari data dan kondisi lapangan. Sesuai dengan kategori desa wisata yang ada saat ini yakni ; 1) rintisan; 2) berkembang; 3) maju; dan 4) mandiri maka pengembangan desa wisata pada program pelatihan SDM dapat dipetakan seperti contoh berikut ini ;
1. Kategori Desa Wisata Rintisan
Sadar Wisata dan Sapta Pesona
Pelayanan Prima
Konsep Pariwisata Berkelanjutan
Sistem Kelembagaan
Konsep 3A Pengembangan Destinasi dan Daya Tarik Wisata (DTW)
Penyusunan Profile Desa Wisata
2. Kategori Desa Wisata Berkembang
Penguatan Materi yang telah dilatihkan pada kategori Desa Wisata Rintisan
Manajemen Konflik
Inovasi Produk Wisata
Pemasaran Digital
Standar Keamanan dan Keselamatan di Objek dan Daya Tarik Wisata (DTW)
Standar Kepemanduan
Keterampilan Berkomunikasi
Standar Pengelolaan Homestay
Standar Pengolahan Makanan Khas Lokal
3. Kategori Desa Wisata Maju
Penguatan Materi yang telah dilatihkan pada kategori Desa Wisata Rintisan dan Berkembang
Kerjasama dan Kemitraan
Industri Kreatif
Mitigasi Kebencanaan
Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan
Standar Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan
4. Kategori Desa Wisata Mandiri
Penguatan Materi yang telah dilatihkan pada kategori Desa Wisata Rintisan, Berkembang dan Maju
Standar Pengembangan Desa Wisata Taraf Internasional
Pengelolaan Hubungan dengan Wisatawan
Pengelolaan Reputasi Lembaga
Pemberdayaan dan pelibatan seluruh elemen Pentahelic Pariwisata akan dapat mewujudkan dan melancarkan kegiatan pelatihan SDM sebagaimana ditampilkan dalam contoh materi pelatihan di atas. Terkait standarisasi teknis di industri dapat melibatkan elemen komunitas (asosiasi/perkumpulan) sesuai bidangnya, terkait kebijakan dan anggaran dapat melibatkan elemen pemerintah (pemdes/dispar/kemenparekraf/lintas lembaga sesuai bidangnya), terkait penelitian dan pembelajaran dapat melibatkan elemen akademis (kampus/dosen/sekolah/dll), terkait pemasaran dan kerjasama dapat melibatkan elemen bisnis (perusahaan swasta /BUMD/BUMN/dll) dan terkait promosi dan publikasi dapat melibatkan elemen media (media online / sosial media / media cetak / media elektronik/dll).
Sementara untuk Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan komponen pengembangan desa wisata dapat kita lihat dari tabel di bawah ini :
Bagan KAK & Komponen Pengembangan Desa Wisata (Swabawa, 2021)
Hal yang perlu dilakukan ketika melaksanakan pemetaan kebutuhan pelatihan SDM dalam pengembangan Desa Wisata meliputi ; 1) pelibatan seluruh komponan terkait (pemdes dan jajaran terkait, tokoh masyarakat dan adat, pelaku UMKM dan usaha pariwisata, BUMDES, karang taruna, PKK serta tentunya POKDARWIS); 2) menganalisa seluruh masukan yang disampaikan berdasarkan skala prioritas; 3) menjadwalkan rencana kegiatan pelatihan; 4) menentukan tenaga pelatih / instruktur / narasumber yang tepat sesuai bidang pelatihan; 5) format rencana tindak lanjut yang mungkin dibutuhkan dari level pelatihan yang akan diselenggarakan.
Kegiatan pemetaan kebutuhan pelatihan.
Demikian ulasan terkait pemetaan kebutuhan pelatihan SDM dalam pengembangan desa wisata, semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada yang masih kurang atau hal yang tidak berkenan. Mari bertumbuh bersama, saling menguatkan dan menginspirasi. Terima kasih.
Salam INSPIRASI,
Ketut SWABAWA