Foto : Penyerahan rencana aksi paska pendampingan dari Pokdarwis kepada Tim Kemenparekraf didampingi Kadisparpora Kab Subang dan Narasumber.
Pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan (sustainable tourism development) membutuhkan aksi nyata di berbagai bidang pengembangan kepariwisataan, termasuk desa wisata yang kini semakin banyak dikembangkan di tanah air.
Di tahun 2024 ini Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) mengambil tema "Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia" dan memasuki tahapan pendampingan untuk 50 desa wisata yang telah berhasil lolos menjadi yang terbaik berdasarkan proses kurasi dan penilaian Dewan Juri ADWI 2024. Program pendampingan ini merupakan hal yang baru dibandingkan penyelenggaraan ADWI sebelum-sebelumnya. Dimana seiring perjalanan waktu dipandang perlu adanya peningkatan kualitas ADWI sehingga penyelenggaraannya semakin baik dan bermanfaat lebih banyak bagi masyarakat.
Desa Wisata Edukasi Cisaat yang terletak di Kecamatan Ciater Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu dari 50 desa wisata terbaik dan mendapatkan program pendampingan dari Kemenparekraf. Pendampingan berlangsung pada 9 - 13 September 2024. Menurut Vinni Oktaviani dari Kemenparekraf, desa wisata terbaik ADWI 2024 selain menerima plakat penghargaan juga mendapatkan bantuan sarana prasarana sesuai kebutuhan desa. "Kami berharap bantuan tersebut dapat digunakan sebaik-baiknya untuk kemajuan desa. Selain sapras, tahun ini juga diberikan pendampingan selama 5 hari untuk penguatan aspek-aspek yang dibutuhkan di antaranya Kelembagaan dan SDM, Daya Tarik Wisata, Amenitas dan Homestay, Digital dan Resiliensi. Kami menugaskan narasumber yang kompeten di bidangnya untuk meningkatkan performance rekan-rekan para Local Champion yang berasal dari berbagai unsur. Dan kepada Disparpora Kabupaten Subang kami berharap dapat berkenan menindaklanjuti pendampingan ini melalui monev beberapa bulan ke depan ini" kata Vinni didampingi Yopi Okta Firmansyah dari Direktorat Tata Kelola Destinasi pada Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf.
Photo : Tim Kemenparekraf, Kadisparpora Kab Subang, Narasumber, Local Champion Desa Wisata Edukasi Cisaat.
Selama pendampingan tersebut Narasumber menekankan prinsip - prinsip pariwisata hijau dan tata kelola yang profesional secara kelembagaan. Hal ini diyakini akan mampu menampilkan desa wisata di Indonesia berkelas dunia. Dengan sistem tata kelola pariwisata berbasis masyarakat (community based tourism) pada kelembagaan yang legal dan akuntabel, desa wisata idealnya mampu mensejajarkan kedua aspek di bidang pelestarian dan manfaat ekonomi secara seimbang. Bukan mengorbankan salah satunya. Point ini sangat penting sebagaimana tindak lanjut ADWI adalah bagaimana desa wisata berhasil meraih Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan dimana indikator penilaiannya telah sesuai dengan standar internasional pada Global Sustainable Tourism Council (GSTC). Terdapat 174 indikator yang dinilai dalam 38 kriteria dan terangkum menjadi 4 kategori. Mengenai informasi Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan selengkapnya dapat diakses melalui tautan : https://sertidewi.jadesta.kemenparekraf.go.id/
Photo : Pemaparan materi oleh Narasumber
Photo : Arahan Narasumber dan Tenaga Ahli Pendampingan saat kunjungan lapangan di Desa Wisata Edukasi Cisaat.
Pada saat kunjungan lapangan pendampingan di Desa Cisaat, tenaga ahli yang bertugas mengarahkan pengelola desa wisata agar mampu meningkatkan pendapatan asli desa melalui lembaga BUMDES yang menaungi kelembagaan desa wisata. "BUMDES sebagai lembaga usaha bidang ekonomi yang resmi milik pemerintah desa tentunya memiliki sistem manajemen. Tata kelola yang baik akan menciptakan akuntabilitas penyelenggaraan usaha sehingga business plan-nya menjadi lebih terukur untuk mencapai target yang diharapkan. Desa Wisata yang maju dapat menjadi penyumbang PADes terbesar dibanding unit usaha lainnya di BUMDES" kata Wahyu Dwi Jaya.
Di hari terakhir pendampingan seluruh peserta yang bergabung dalam Local Champion dan terdiri dari unsur pemerintah desa, BUMDES, pokdarwis, karang taruna, PKK, tokoh masyarakat dan pelaku usaha wisata tersebut menyusun rencana aksi. Terdiri dari program kerja strategis jangka pendek selama 4 bulan yang akan dijalankan sebagai tindak lanjut dari program pendampingan ADWI 2024. Pada sesi ini Narasumber memotivasi para Local Champion harus dapat menjadi agent of change dalam pengembangan desa wisata sesuai penguatan kapasitas pada aspek-aspek yang telah didampingi selama 5 hari tersebut. Ditambahkan pula bahwa konsep regenerative tourism dimana upaya pemulihan ke arah pengembangan kepariwisataan yang berbasis otentisitas dan originalitas merupakan hal yang sangat tepat dan ada di dalam pengembangan desa wisata. Selanjutnya rencana aksi diserahkan kepada Kemenparekraf dan akan dimonitor dan dievaluasi bekerjasama dengan Dinas Pariwisata setempat. Kadispapora Kabupaten Subang, Dra Nenden Setiawati, M.Si didampingi Kabid Destinasi dan Produk Wisata, Ida Erlinda, SE.,M.Si, menyampaikan menyambut baik pendampingan tersebut dan akan menindaklanjuti dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap rencana aksi yang turut disaksikan penyusunannya tersebut di akhir pendampingan. (14/9/2024)
Salam INSPIRASI,
Ketut SWABAWA